Selasa, 06 November 2012

Oleh-oleh dari Semarang

Sebuah awal dari kebangkitanku... Bayangkan, waktu 1 tahun.. Lamakah itu? Yah, memang relatif sih bagi setiap orang... Tapi, menurutku itu waktu yang begitu lama. Lama... Dan selama itulah, masa-masa keterpurukanku. Semenjak akhir tahun 2011, yap... semenjak waktu itu, aku seolah berada di titik kurva terbawah dalam hal semangat menulis. Padahal pada waktu-waktu sebelum itu, aku begitu bersemangat untuk menulis, mengangkat pena!
“Nun... walqolamiwamayasturun.” Begitulah semangat yang menggebu-gebu untuk menulis. Menulis untuk mengikat ilmu, berbagi ilmu, mengajak pada kebaikan, mencegah pada kemungkaran. Menulis apapun. Itulah yang kulakukan sebelum satu tahun terakhir ini. Menulis di beraneka ragam media, di manapun selama ada space untuk memuat tulisanku.
Yap, tapi begitulah kenyataannya. Semenjak setahun terakhir ini, aku kemudian off menulis. Entahlah, apa yang terjadi pada diriku. Sulit sekali untuk bangkit, untuk mengangkat pena, untuk mengetikkan tuts-tuts huruf di layar laptop...
Kemudian aku merenungkan kembali di masa-masa satu tahun terakhir ini. Merenungi atas semua yang telah aku lakukan selama sebelum satu tahun terakhir... Beberapa hal kemudian aku dapatkan. Dan kemudian semangat untuk menulis itu kembali bangkit. Yap, bahwa menulis adalah bentuk jihad juga. Media, sarana, untuk berdakwah. Hmm, mungkin beberapa waktu yangt lalu semangat inilah yang kemudian luntur. Dan alhamdulillah kini itu tersadarkan pada diriku. Yap, meluruskan niat untuk apa-apa yang aku lakukan, dalam hal ini menulis.
Dan... Semarang, menjadi titik awal untuk aku bangkit. “Sediakan waktu untuk menulis dalam setiap harimu,” begitulah pesan Agung Baskoro ketika aku dan peserta finalis LAEC Aku dan Indonesia sedang makan malam bersama di tempat soto ayam Pak No.
Iyyap, aku sedikit tertohok. Kalimat itu juga yang sempat aku lontarkan pada teman-teman di forum menulis. Dan seolah kalimat itu kembali menamparku. “Alloh sangat membenci orang yang dia menyampaikan sesuatu kepada orang lain tapi dia sendiri tidak melakukan.” Itulah yang pernah aku dengar dari ayat Al-Quran. Dan itu kini yang kau lakukan? Oh, Alloh... Astaghfirulloh. Tapi, kini saatnya bukan untuk menyesali... Kini saatnya untuk bangkit. Bangkit kembali. Meluruskan niat.
Hmm, lagi-lagi Semarang. Semarang adalah titik balikku untuk kembali bangkit. Melalui ajang lomba essay Aku dan Indonesia, memberikan harapan baru bagiku. Menunjukkan bahwa aku bisa, aku mampu. Alhamdulillah, tulisan essayku diterima baik dan lolos menjadi 15 tulisan terbaik yang dipresentasikan di hadapan para juri di Semarang. Bertemu dengan para penulis dari berbagai kampus di Indonesia; UNHAS, UNSRI, UNBRAW, UNDIP, Univ. Paramadina, UNES, UGM, UNY...
Subhanalloh. Alhamdulillah, nice experience and beautiful memory tentunya. Meet my brothers, my sisters. Berbagai ilmu, berbagai cerita, membuat sejarah. Sejarah 1-3 November 2012 di Kampus Konservasi, Univ. Negeri Semarang. Ditambah lagi, mendapat semangat dari Bang Pandji, Kak Abas...yang menggembor-gemborkan semangat pemuda, semangat perubahan, semangat bergerak, semangat berkarya, dan tentunya semangat nasional.is.me. Semangat bersatu!
Luar biasa dah.. Tak akan terlupa... Banyak hal yang akan senantiasa teringat. Pesan dari Kak Abas untukku.. hmm, pun menjadi awal kebangkitanku... Semoga ini memang jalan yang udah Alloh swt gariskan, Semangat Ife, Semangat berkarya, Semangat berjihad dan berdakwah lewat pena ^^ Kata Kak Abas, “Ife, aku harap tulisan di blogmu akan menjadi karya pertamamu.” Yap, bismillah Kak Abas.. Doain yak. Semoga apa yang kak Abas tuliskan menjadi kenyataan.
06 November 2012. 19 :12 WIB @Media.Net (Hikz.. lepi lagi rewel ni.. Motherboard rusak.. Ya Alloh, semoga lepiku cepet sembuh.. Aamiin. Biar gak numpang di medianet lagi buat nulis) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar