Selasa, 25 Desember 2012

Goresan Pena #28



Knowledge itu masuk ke dalam struktur pikiran kita. Kita tak butuh buku ketika memang kita benar-benar sudah memahami tentang ilmu itu. Bahkan apa yang kita sampaikan mengenai ilmu itu tidak persis dengan kata-kata yang tertuang  di dalam buku; tapi kita membuat kata-kata sendiri atas apa yang kita pahami, dengan bahasa kita. Itulah pemahaman kita tentang ilmu; bukan hanya sekadar hafalan mengenai ilmu.” Yap, lagi-lagi kudapatkan pemahaman itu dari apa yang disampaikan oleh dosen filsafatku. Aku bergumam dalam hati mengenai kekerenan yang beliau punya. Bahkan pagi ini, aku pun jadi semakin tahu sedikit hal tentang kekerenan beliau. Bahwa dahulu beliau pun berguru pada seseorang yang memang lua biasa. Ceritanya adalah pada waktu itu beliau menjadi guru di sebuah sekolah SMA. Bahkan beliau bekerja menjadi seirang guru dengan jam kerja hingga lebih dari jam 12 malam. Pasalnya beliau ditunjuk oleh kepala sekolah menjadi salah satu tim inti yang ada di sekolah itu. Bahkan, beliau menjadi orang yang paling muda dalam tim itu. Sampai jam sedemikian beliau bersama temen-temen tim inti yang lain, termasuk dengan kepala sekolahnya melakukan rapat. Entah apa yang dibahas dalam rapat itu; tapi pastunya tentang kelanjutan nasib sekolah ingin dibawa ke mana. Ck, ck, ck. Kepala sekolah yang luar biasa itu, senantiasa mengajak dosenku dan kawan-kawannya untuk menyempatkan sholat tahajjud; entah sebelum rapat atau pasca itu. Huft, aku lagi-lagi berdecak kagum. Tak mengherankan jika kemudian dosenku menjadi orang yang luar biasa, karena pun orang yang menjadi guru beliau pun orang yang luar biasa. Aku berharap, semoga pun aku bisa menjadi seperti mereka. (18 Desember 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar